Rabu, 03 Oktober 2012
Citizen Duane
Minggu, 24 Juni 2012
Anak & media : lebih seru petualangan Up atau A Bug’s Life?
Data umum
|
Jenis : buku bacaan bergambar
Judul : A
Bug’s Life (terj : kehidupan serangga)
23 hlm, tahun 2000
|
Jenis : film
Judul : Up
Durasi : 1 jam 28 menit 15 detik, tahun 2009
|
Penyampaian content
|
Menggunakan gambar berwarna
disertai dengan paragraf dalam tiap halaman untuk dibaca.
|
Menggunakan animasi dari karakter
manusia, baik dari tokoh manusia itu sendiri maupun anjing-anjing yang
dipelihara.
|
Content
|
·
Bercerita tentang kehidupan serangga, bagaimana mereka bertahan hidup
ditengah-tengah bahaya dari serangga lain
·
Serta berisi tentang nilai-nilai
kejujuran dan kesetiaan akan kelompoknya.
|
·
Menceritakan kehidupan seorang
kakek yang berpetualang demi
mencapai keinginan membangun rumah di
atas tebing air terjun.
·
Berisi nilai moral mengenai
memberikan ketulusan dalam memberi pertolongan (Russell)
|
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran
yang bisa diambil
|
·
Mengajarkan tentang pentingnya
berkata jujur kepada orang lain
·
Mengajarkan untuk memberikan
bantuan saat teman memerlukan bantuan
·
Memberikan contoh tentang
kesetiaan kepada kelompok
·
Mengajarkan anak untuk menjadi
lebih kreatif dalam membuat berbagai macam alat.
|
·
Bagaimana seseorang berusaha keras menggapai
cita-citanya
·
Mengajarkan tentang ketulusan
dalam memberikan bantuan kepada orang lain
|
Sasaran pembaca/penonton
|
·
Semua umur namun lebih cocok untuk anak usia pra-sekolah
maupun awal sekolah, karena biasanya mereka membaca suatu cerita masih
memerlukan gambar atau simbolis untuk memperjelas ceritanya, ditambah dengan
tulisan yang relatif sedikit
·
Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena
penggunaan
karakter laki-laki maupun perempuan tidak ada yang terlalu dominan
|
·
Semua umur, namun lebih cocok
untuk anak-anak sekolah dasar, karena untuk anak-anak seusia tersebut lebih
banyak berfantasi mengenai cita-cita mereka dan mengajarkan anak-anak sejak
dini untuk saling memberikan bantuan
·
Cocok untuk laki-laki maupun
perempuan, karena kisahnya bebas gender
|
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
|
·
Menarik, karena mengambil sudut
pandang kehidupan hewan (serangga) yang juga masih relevan dengan kehidupan
manusia
·
Bermanfaat untuk pengetahuan
anak-anak mengenai kehidupan serangga
·
Konflik dalam cerita sedikit
berputar-putar.
|
·
Penggambaran yang lebih
colourful, sehingga menarik untuk anak-anak.
·
Bermanfaat untuk mengajarkan
kepada anak-anak tentang pentingnya meraih cita-cita
|
Teori yang relevan
|
·
Dalam teori pemrosesan informasi,
pada masa awal anak-anak, mereka sudah mulai berpikir silogisme. Sehingga
mereka dapat mengaitkan karakter dalam tokoh-tokoh di cerita, seperti semut
yang adalah pekerja keras, belalang lebih besar dari semut (Pemrosesan
Informasi dalam Santrock, 2002)
|
·
Anak-anak sekolah dasar masih
memiliki keinginan atau cita-cita yang idealis, artinya hanya sekedar apa
yang mereka sukai dan yang terlihat ‘keren’. Terlihat dari cita-cita si kakek
sewaktu masih kecil, yang ingin membangun rumah di tebing jurang, yang
terlihat mustahil. ( Piaget dalam Santrock, 2002)
·
Pengambilan perspektif dalam
pemahaman diri juga terlihat dari kemampuan anak-anak seusia Russell
dalammengambil perspektif orang lain dan memahami pikiran serta
perasaan-perasaannya. (Robert Selman dalam buku Santrock, tahun 2002)
|
Senin, 11 Juni 2012
Keyakinan Terhadap Mitos Terkabulnya Permohonan di Gunung Kawi (Metode Penelitian Kualitatif)
Minggu, 01 April 2012
Diary of a wimpy Kid
Film yang disutradarai oleh Thor Freudenthal ini mengemas cerita mengenai perkembangan anak pada masa transisi dari masa anak-anak akhir menuju masa remaja secara unik. Pada film yang berjudul “Diary of a wimpy kid” ini dikisahkan seorang anak yang bernama Greg (Zachary Gordon) sedang memasuki masa awal menuju remaja dengan segala macam perubahan yang terjadi dan menulisnya ke dalam suatu buku harian yang diberikan oleh ibunya. Ia memulai masa-masa awal SMP dengan berbagai macam kejutan, mulai dari perubahan fisik secara drastis yang dialami oleh teman-temannya (karena memasuki masa puber), sampai status sosial yang akan menentukan layak atau tidaknya ia menjadi anak yang populer dan memiliki banyak teman. Disini diceritakan bahwa Greg belum mengalami perubahan apapun secara fisik, sama seperti sahabatnya, Rowley, yang bahkan masih telihat kekanak-kanakan menurut Greg. Namun perkembangan tersebut ditunjukkan dengan perkembangan psikososialnya, dimana ia memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosialnya untuk menjadi ‘sesuatu’.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa masa-masa yang dialami Greg belumlah mencapai masa remaja, melainkan masa transisi dari anak-anak menjadi seorang remaja alias masa puber. Pada buku Perkembangan Anak karangan Santrock dijelaskan bahwa masa puber tidak sama dengan masa remaja. Sama halnya seperti kisah anak-anak pada buku Chicken Soup for Preteen Soul, dimana penulisnya rata-rata anak yang memasuki masa puber atau disebut sebagai pra remaja, yang tinggal di negara Paman Sam alias Amerika Serikat. Pada buku itu anak-anak banyak bercerita tentang orang-orang disekitar mereka yang seringkali tidak memandang mereka karena mereka bukanlah anak-anak lagi yang harus dimanjakan tetapi juga bukan remaja yang memiliki kebebasan berekspresi dan bertanggungjawab atas pilihan hidupnya. Seolah-olah tidak ada yang mengerti perasaan mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk meleburkan diri bersama dengan teman-teman sebayanya dan mencoba mencari cara agar mereka mendapatkan penerimaan sosial. Sama seperti apa yang dialami oleh Greg dan Rowley, dimana mereka mencoba aktif pada berbagai ekstrakulikuler agar mereka mampu menunjukkan bahwa mereka pantas menjadi yang paling populer dan dengan begitu mereka akan memiliki banyak teman.
Keinginan Greg untuk dapat muncul pada halaman ”orang-orang” hebat pada buku tahunan sekolah membuatnya melakukan berbagai macam cara, mulai dari ikut klub gulat, menjadi pemantau ketertiban sekolah, hingga mengikuti klub menyanyi. Namun semua itu tidak membuahkan hasil, malah membuatnya menjadi anak yang paling aneh dan paling berulah di sekolahnya. Bahkan, ia kehilangan sahabatnya karena keegosiannya untuk menjadi yang paling benar dan paling populer. Ia berbohong pada Rowley, sahabatnya, supaya ia tidak terlibat masalah lagi yang dapat membuatnya semakin terpuruk. Greg masih mengenakan pikiran ’kanak-kanak’nya, yaitu egosentris. Ia masih belum belajar bertanggung jawab atas perbuatannya.
Kehilangan satu-satu sahabat yang paling ia sayang merupakan satu pukulan keras dalam hidupnya. Ia kehilangan teman bercerita dan teman saling berbagi. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa teman sebaya merupakan salah satu tempat bagi seorang anak, yang sedang memasuki masa transisi anak-anak menuju remaja, untuk saling berbagi dan menyatukan ’kekuatan’ untuk bersama-sama memperoleh pengakuan sosial. Namun Greg tidaklah berhenti berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan sahabatnya tersebut. Sampai pada akhirnya ia membela temannya dan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan sahabatnya dari cemooh anak-anak sekolah. Ia mengakui bahwa ialah yang memakan keju yang menjadi ’benda keramat’ di sekolahnya tersebut. Disinilah Greg menunjukkan kedewasaannya baik secara emosional maupun kognitif. Karena ia mencoba membuka paradigma pikiran teman-temannya mengenai ’keju keramat’ yang sebenarnya tidaklah berarti apa-apa.
Sekalipun ia tidak dapat merubah paradigma pikiran teman-teman sekolah sepenuhnya, hal yang paling berhargalah yang ia dapatkan, yaitu persahabatannya dengan Rowley. Akhirnya, ia dapat mewujudkan keinginannya untuk menjadi salah satu ’orang hebat’ versi buku tahunan sekolahnya. Ia dan Rowley menjadi sahabat termanis yang pernah ada di sekolahnya. Sungguh kisah yang unik dan menarik untuk menunjukkan betapa berpengaruhnya seorang sahabat bagi anak-anak yang sedang memasuki masa-masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Selamat menikmati film yang unik ini. :)
referensi :
Perkembangan Anak karangan Santrock
Chicken Soup for Preteen soul
Diary of a wimpy kid